Teknologi Budidaya Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang sangat penting untuk menghasilkan minyak seperti minyak makanan, minyak industri, dan juga biodiesel atau bahan bakar nabati. Berdasarkan informasi dari situs Jokowarino.com, Indonesia sendiri notabenenya merupakan Negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia, dan mempunyai potensi yang besar untuk bisa mempertahankan gelar tersebut.
Sayangnya, dalam pembudidayaannya di beberapa tempat terkadang masih ada yang kurang tepat. Sehingga, hasil panennya kurang berkualitas dan dalam jumlah yang terbatas. Nah, yang menjadi penyebab produktivitas perkebunan sawit rendah, salah satunya yaitu karena teknologi produksi yang diterapkannya masih tergolong sederhana, dari mulai pembibitan hingga saat panennya. Dengan menerapkan teknologi budidaya yang tepat, maka produksi kelapa sawit dapat berpotensi menjadi lebih meningkatkan.
Teknologi Budidaya Kelapa Sawit
Bahan Tanam
Untuk benih penyediaannya dilakukan melalui balai-balai penelitian kelapa sawit, seperti Marihat Research Station dan Research Institute of The Sumatra Planters Association (RISPA). Balai-balai penelitian tersebut mampunyai kebun induk yang berkualitas baik dan terjamin dengan pohon induk bertipe Delidura dan pohon bapak bertipe Pisifera.
Pengecambahan Benih
Dalam pengecambahan benih, tahap pekerjaan yang dilakukan yaitu:
- Mengupas buah agar mendapatkan benih yang terkelupas dari sabutnya. Untuk pengelupasannya bisa menggunakan mesin pengupas.
- Rendam benih selama 5 hari ke dalam ember yang berisi air bersih dan air harus diganti setiap hari.
- Setelah direndam, selanjutnya benih diangkat lalu dikeringkan di tempat teduh selama 24 jam dengan menghamparkannya setebal selapis biji. Untuk kadar air dalam bijinya usahakan supaya tetap 17%.
- Simpanlah benih di dalam kantong plastik yang ukuran panjangnya 65 cm yang bisa membuat sekitar 500 hingga 700 benih. Tutuplah kantong plastik secara rapat dengan cara melipat bagian ujungnya lalu merekatnya. Kantong plastik tersebut selanjutnya simpan di dalam peti yang ukurannya 30x20x10 cm. Setelah itu letakkan dalam ruang pengecambahan dengan suhu 39 derjat celcius.
- Lakukan pemeriksaan benih 3 hari sekali dengan cara membuka kantong plastiknya lalu semprot menggunakan air (gunakanlah hand mist sprayer) supaya kelembapannya sesuai dengan yang dibutuhkan yaitu sekitar 21 sampai 22% untuk benih Dura sementara untuk Tenara antara 28-30%. Contoh benih bisa diambil dan diperiksa kelembapannya.
- Jika sudah ada benih yang berkecambah semaikan segera pada pesemaian perkecambahan.
- Sesudah melewati 80 hari, kantong cambah dikeluarkan dari peti di ruang pengecambahan dan taruh di tempat yang dingin. Usahakan kandungan air tetap seperti semula. Dalam waktu beberapa hari benih akan mengeluarkan tunas kecambahnya. Selama sekitar 15 sampai 20 hari sebagian besar benih sudah berkecambah dan siap untuk dipindahkan ke pesemaian perkecambahan (prenursery). Untuk benih yang tidak bisa berkecambah dalam kurun waktu tersebut sebaiknya jangan digunakan untuk bibit.
Penyemaian
Dalam penyemaian benih, tahapan pekerjaan yang dilakukan yaitu:
- Benih yang telah berkecamah disemai pada plybag kecil, lalu ditaruh di bedengan-bedengan yang ukuran lebarnya 120 cm dengan panjang seperlunya saja.
- Ukuran polybag yang dipakai yaitu 12x23 cm atau 15x23 cm (lay flat).
- Isi polybag dengan 1,5kg-2,0 kg tanah atas yang sudah diayak. Setiap polybag diberikan lubang untuk tujuan drainase.
- Tanam kecambah tersebut sedalam kurang lebih 2 cm dari permukaan tanah yang berjarak 2 cm.
- Jika bibit dederan yang ada di prenursery sudah berusia 3 sampai 4 bulan dan tumbuh daun 4 sampai 5 helai, bibit dederan tersebut sudah bisa dipindah ke nursery atau pesemaian bibit.
- Tanah yang ada di polybag kondisinya harus selalu dijaga supaya tetap bisa lembab namun tidak becek. Pemberian air di lapisan atas tanah polybag bisa menjaga kelembapan yang diperlukan oleh bibit.
- Melakukan penyiraman dengan menerapkan sistem springkel irrigation akan bisa membantu dalam usaha untuk menghasilkan kelembaban sesuai yang diinginkan dan bisa melindungi bibit dari terjadinya kerusakan akibat siraman.
- Untuk menanam bibit pindahan dari dederan diperlukan polybag ukuran lebih besar yaitu 40x50 cm atau 45x60 cm (lay flat), dengan ketebalan 0,11 mm dan dibuatkan lubang di bagian bawahnya untuk keperluan drainase.
- Polybag diisi menggunakan tanah atas yang sudah diayak sebanyak 15 sampai 30 kg per polybag, disesuaikan juga dengan lamanya waktu bibit yang akan dipelihara sebelum akhirnya dipindah di pesemaian bibit.
- Tanam bibit dederan sedemikian rupa sehingga leher akar berada di permukaan tanah polybag besar dan tanah sekitar bibit dipadatkan supaya bibit bisa tegak berdiri. Kemudian bibit pada polybag tersebut disusun di sebuah lahan yang sudah diratakan, dilakukan pembersihan dan diatur dengan hubungan sistem segitiga sama sisi yang jaraknya 100x100x100 cm.
Pemeliharaan Pembibitan
Bibit yang sudah ditanam pada polybag dilakukan pemeliharaan secara baik supaya bisa tumbuh subur dan sehat, sehingga nantinya bibit bisa dipindahkan ke lapang sesuai umur dan waktu tanam yang tepat. Pemeliharaan bibit yang dapat dilakukan yaitu penyiraman, penyiawan, pengawasan, penyeleksian dan pemupukan.
Pemindahan Bibit ke Lapangan
Bibit-bibitnya yang umurnya sudah 8 bulan bisa dipindahkan ke areal penanaman. Umumnya bibit dapat dipindahkan ke lapang setelah umur 10 sampai 14 bulan. Jika memang sudah waktunya pemindahan bibit ke lapang harus dilakukan supaya bibitnya tidak rusak dan polybag tidak pecah.
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman sawit yang dilakukan yaitu penyulaman, penanaman tanaman penutup tanah, bokoran (membentuk piringan), pemupukan dan melakukan pemangkasan daun.
Demikian informasi tentang budidaya tanaman sawit, semoga apa yang dapat kami tuliskan dapat bermanfaat.