Apa itu Artificial Intelligence (AI) dan Sejarah Terbentuknya
Apa itu Artificial Intelligence?
Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) merupakan topik yang tidak asing terdengar di telinga kita hari ini. Perkembangannya begitu pesat dan sudah banyak dimanfaatkan pada berbagai aspek kehidupan manusia. Namun, apa sebenarnya Artificial Intelligence itu?
Menurut peneliti AI Andreas Kaplan dan Michael Haenlein, Artificial Intelligence adalah kemampuan dari suatu sistem untuk menafsirkan, memahami, dan menggunakan data eksternal demi mencapai suatu tujuan atau tugas tertentu dengan adaptasi yang fleksibel. Hal ini dapat diartikan sebagai kemampuan teknologi dalam mengolah kecerdasan buatan yang dimasukkan kepadanya untuk melakukan pekerjaan layaknya manusia.
Selain melakukan pekerjaan, AI juga mampu mengolah informasi dari pengalaman, dan beradaptasi pada input-input baru. Layaknya manusia, AI juga memerlukan informasi atau pengetahuan sebagai data yang akan diolahnya. Prinsip penting dalam pemrosesan AI adalah learning, reasoning, dan self correction. Artinya AI mampu belajar dari pengalaman baru, menalar atau memahaminya, hingga mengoreksi apabila berkaitan dengan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya.
Kapan Artificial Intelligence Terbentuk?
Jika membicarakan tentang sejarah lahirnya kecerdasan buatan, maka semua berawal dari penemuan mesin ketik yang pertama oleh Blaise Pascal pada abad ke-17. Hal ini berlanjut riset awal tentang jaringan saraf pada tahun 1943. Penelitian tentang AI sendiri mulai muncul ke permukaan pada tahun 1950. Saat itu bahasan tentang problem solving atau pemecahan masalah dan metode simbolik ramai diperbincangkan. Padad tahun 1951, otomatisasi mulai digunakan untuk menjalankan mesin Ferranti Mark I di University of Manchester, Inggris. Program ini berbentuk permainan naskah ciptaan Christopher Strachey dan permainan catur ciptaan Dietrich Prinz.
Istilah “Artificial Intelligence” sendiri baru pertama kali dikenalkan oleh seoran ilmuan sekaligus penemu bahasa pemrograman Lisp, John McCarthy. Hal ini yang kemudian mendorong negara-negara besar menaruh minat pada perkembangan kecerdasan buatan, salah satunya Amerika Serikat. Salah satu penelitian oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat yaitu Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) yang melatih komputer-komputer saat itu untuk meniru penalaran manusia. Hal ini juga mendorong lahirnya Turing Test oleh Alan Turing, sebuah test atau pengujian yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana teknologi dan mesin dapat meniru kemampuan manusia saat itu.
Perkembangan AI tidak pernah berhenti, bahkan memasuki scoope yang lebih jauh lagi dimana AI mulai diterapkan pada bidang psikologi. Salah satu sejarah yang tidak boleh terlewatkan juga yaitu kecerdasan buatan pada robot Deep Blue yang sukses mengalahkan juara catur dunia Garry Kasparov pada tahun 1997.
Hingga hari ini, perkembangan AI sudah begitu pesat dan diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan. Bahkan, sudah banyak juga perdebatan terkait dampak dan ancaman dari kecerdasan buatan. Namun, kecerdasan buatan juga memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan manusia.