Beberapa Pekerjaan Ini Mungkin Terancam Oleh AI
lingkarnews - Dalam konfirmasinya, Chairul Saleh, Asisten Deputi PPTK (Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja) Kemenko Bidang Perekonomian, menyatakan bahwa perkembangan AI (kecerdasan buatan) akan menyebabkan beberapa jenis pekerjaan dapt digantikan oleh mesin.
Dalam acara Media Briefing yang berjudul "Perkembangan Kebijakan Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM" yang telah diadakan di Jakarta pada hari Rabu, tanggal 12 Juni 2024, Chairul mengungkapkan bahwa pekerjaan yang memiliki sifat administratif dan berulang cenderung menghilang seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat.
Chairul menyatakan bahwa pekerja dengan tugas yang rutin brulang dan administratif akan tergantikan oleh algoritma karena sifat pekerjaan tersebut sudah dapat diprediksi.
Selain itu, ia juga menyoroti tentang profesi pengemudi yang berpotensi digantikan oleh teknologi autopilot pada kendaraan listrik (EV). Ia mengambil contoh perusahaan Tesla yang telah memasukkan teknologi navigasi otomatis ke dalam unit EV mereka.
Contohnya, navigasi Tesla sudah otomatis. Pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh pengemudi mungkin akan hilang besok, namun manusia tetap diperlukan. Tenaga kerja harus disiapkan untuk beradaptasi, dari cara kerja konvensional menjadi mampu menerapkan teknologi tersebut dalam pekerjaannya.
Menurut data World Economic Forum, beberapa jenis pekerjaan yang berisiko hilang termasuk pekerjaan entri data, administratif, sekretaris eksekutif, akuntansi, klerk, pekerja perakitan, layanan bisnis, manajer administrasi, informasi klien dan layanan pelanggan, manajer umum dan operasional, mekanik dan mesin, serta kepala bagian.
Guna mengantisipasi ketertinggalan tersebut, Chairul menekankan perlunya peningkatan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang mampu menguasai teknologi. Di samping itu, pekerjaan di sektor AI, komputasi, dan pemrograman diprediksi akan terus berkembang.
Beberapa bidang pekerjaan yang akan terus berkembang di masa depan antara lain analis data, spesialis kecerdasan buatan (AI), spesialis big data, pemasaran digital, spesialis strategi, spesialis otomatisasi proses, profesional pengembangan bisnis, spesialis transformasi digital, analis keamanan informasi, pengembang perangkat lunak dan aplikasi, serta spesialis IoT.
Hal ini tidak dapat dihindari karena pemerintah juga mendapatkan manfaat dari perkembangan ekonomi digital. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, kontribusi ekonomi digital sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi kita," penjelasan Chairul.
Saat ini, kontribusi ekonomi digital Indonesia terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) masih sekitar 4 persen, angka yang tergolong kecil apabila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang telah mencapai sekitar 19 persen dari PDB. Namun, Indonesia memiliki target untuk meningkatkan kontribusi ekonomi digital hingga mencapai 18 persen dari total PDB negara di tahun 2030.
Itulah informasi terkait pekerjaan yang mungkin terancam oleh AI yang telah kami rangkum dari situs lingkar news, semoga dapat bermanfaat.